Senin, 25 September 2017

Waspada Obat Zombie Mengancam Anak Kita!

Salah 1 korban PCC remaja, sumber gambar : google.com
 Bismillah

By :Syaheed Asa

Ayah bunda paling tidak mengetahui sedikit tentang seperti apa zombie itu. Ya…. Manusia yang sudah mati namun bisa bergentayangan dan berkeliaran layaknya makhluk hidup,mengancam eksistensi manusia yang lain. Badan pucat pasi dan penuh luka pun kulit yang rusak-rusak mewarnai penggambaran sosok zombie yang meyeramkan di layar kaca. Ayah bunda yang peduli masa depan generasi pasti pernah mendengar tentang masuknya ke indonesia berbagai macam jenis narkoba baru yang mengancam ananda sejenis flakka yang menghebohkan Rusia. Begitu pun obat-obatan sejenis PCC yang beredar di kendari dan menelan korban  sekitar 30 korban anak muda di kendari beberapa waktu yang lalu.

Ayah bunda.. Anak-anak yang meminum obat ilegal tersebut mengalami efek kejang, mengamuk, hingga bertingkah seperti zombi. Obat Paracetamol, Caffeine, and Carisoprodol (PCC) yang telah menghebohkan Kota Kendari tersebut  merupakan kombinasi penghilang rasa sakit. Jadi, saat meminum paracetamol, caffein dan carisoprodol, nyeri yang hebat akan teratasi. "Namun, karena efek carisoprodol yang bisa mempengaruhi saraf dan otak ini, efeknya jadi tak karuan, apalagi kalau sekali minum tiga sampai lima tablet. Penyebabnya adalah reaksi dari saraf pusat yang menyebabkan halusinasi dan menurunkan hingga menghilangkan kesadaran. Akibat sangat besar pengaruhnya ke saraf, orang yang meminum obat ini mudah merasa panik, mengalami perubahan emosi dan kehilangan kontrol.

Di dalam dunia kedokteran ketiga jenis obat ini akan berfungsi untuk terapi penyakit, sehingga tidak ada yang salah dari ketiga obat ini. Namun ada obat yang telah dicabut perizinannya di tahun 2004, namun mengapa masih beredar hingga sekarang.
 Kurangnya pengawasan terhadap pengedaran obat ini siapa-siapa saja yang berhak membelinya atau dengan kata lain obat ini memang haruslah didapatkan  melalui resep dokter seperti obat jenis carisoprodol. Motif ekonomi acapkali menjadi latar belakang semakin maraknya beredar obat terlarang di sekitar kita. Tanpa mengindahkan akibatnya bagi kerusakan bangsa terutama generasi para pengedar dengan nyamannya memasarkan produknya tanpa ampun. Dengan berbagai cara hingga membuat anak-anak kita benar-benar dalam ancaman yang besar. Ayah bunda tentu pernah pula mendengar beberapa waktu lalu beredar narkoba yang disusupkan dalam beberapa produk permen dan pulpen. Subhanallah..!!

Lemahnya aqidah serta keimanan kaum muslim saat ini, seiring dengan lemahnya pemahaman Islam membuat  kaum muslim mudah sekali tergiur dengan kemaksiyatan. Baik goyahnya secara emosi sehingga melakukan pelarian kepada obat-obatan terlarang. Maupun rela menjual benda-benda harom tersebut untuk sekedar mereguk kenikmatan dunia yang sifatnya sementara. Kita bisa melirik data pengedar amupun pemakai adalah rata-rata generasi muda…anak-anak kita!! Para penerus peradaban masa depan. Terbayang jika ini yang melanda anak-anak kita, mau dibawa kemana kelak masa depan mereka dan masa dean bangsa ini??!!

Minimnya pemahaman, kesadaran, pengawasan dan kepedulian orangtua terhadap kondisi anak mereka sendiri turut memberi  sumbangsih pada rapuhnya anak kita secara emosi dan pemikiran. Tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orangtua. Kebanyakan pasangan pun siap menjadi suami istri namun belum memiliki ilmu dan kesadaran serta kesiapan menjadi orangtua. Sehingga membekali diri dengan pemahaman yang benar tentang bagaimana mendidik anak-anak bukanlah prioritas yang utama terdahulu sebelum memutuskan untuk berumah tangga. Akhirnya juga kebiasaan yang berkembang pun adalah ketidakpedulian terhadap sekitar menjadi kian meranggas sebagaimana conto komentar ‘ ngurus anak sendiri aja udah rept gimana mau ngurusin anak orang..’ Padahal kepedulian orangtua terhadap anaknya juga termasuk memberi lingkungan yang baik bagi mereka. Yaitu lingkungan yang sadar bahwa anak-anak adalah aset masa depan, investasi akhirat, perhiasan dunia, penerus peradaban sekaligus penyejuk hati. Sehingga pengawasan dan kontrol masyarakat semakin tinggi terhadap kesholihan anak-anak kita. Kurangnya pemahaman orangtua tentang ilmu mendidik anak dan pertanggungjawaban mereka di sisi Allah, membuat mereka juga lebih memilihkan gadget sebagai teman anak-anak mereka dibanding dengan bersenda gurau dan bercengkerama juga bermain bersama.

Peran media pun tak kalah pentingnya. Apalagi dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Belum ada sensor khusus yang betul –betul mampu mengontrol dan mengantisipasi anak-anak kita dari bahaya negatif media saat ini selain menjauhkan mereka dari gadget sebelum waktu yang tepat dan pendampingan dan pengawasan kita sebagai orangtua mereka. Jika orangtua miskin ilmu..alangkah lemahnya kewaspadaan mereka terhadap titik-titik penting yang mengancam ananda. Informasi yang merusak aqidah malah bisa dianggap mendidik, tontonan amoral malah dianggap positif. So, ilmu bagi orangtua amat penting. Ilmu berdasar pemahaman aqidah islam yang benar. Yang bisa membawa kita bersama-sama ke sugaNya kelak. Banyak orangtua yang membeiarkan bahkan mendampingi anak mereka menggandrungi ala-ala Korea (artis, fashion dan film, dsb). Padahal muatan negatif banyak disana. Mulai dari gaya hidup dan berpakaian yang memang tidak islami. Bagaimana ayah bunda mempertanggungjawabkannya nantii disisi Allah ketika anak kita lebih hapal lagu korea dibanding ayat alquran? Lebih paham budaya Korea dibanding keteladanan terhadap Rasulullah saw??

Dan yang paling krusial sebagai payung dari semuanya adalah negara sebagai pelindung dan pengayom. Terbayang tidak pada diri ayah bunda jika negara melarang atau menutup situs porno. Artinya nak kita sedikit pun situs tersebut tidak bisa diakses dan melarang tayangan yang berbau budaya negatif bagi anak kita ( dugem, pacaran, gosip, kekerasan, dsb). Sehingga anak kita tidak mendapat akses contoh yang merusak dalam kehidupannya. Telah banyak penelitian tentang besarnya pengaruh media ini, dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Bisa diatasi dengan kebijakan yang mendukung. Begitupun tentang akses dan pengawasan yang ketat untuk obat-obatan sejenis PCC di atas. Serta penerapan sangsi yang tegas tentunya ancaman ini semakin bisa diatasi. Begitupun dengan proses penyadaran dan kebijakan yang mengkondusifkan para ayah bunda maupun calon suami istri agar paham dan siap menjalankan peran mereka sebagai orangtua. Sehingga kelak hadir dari rumah-rumah mereka calon pemimpin yang mumpuni dan berakhlaqul karimah. Baik program training, dan sebagainya maupun menyemarakkan majelis ilmu ditengah masyarakat sehingga masyakat semakin paham dengan benar salah, baik buruk, terpuji dan tercela untuk menjadi pegangan mereka sehari-hari dan diajarkan ke anak-anak mereka.

Tapi itu semua menjadi kabur memang…apabila standarnya tumpang tindih dan ambigu. Seperti asas kebebasan bertingkah laku dan berpendapat misalnya. Disatu sisi ingin melindungi generasi dari bahaya obat-obatan terlarang dan perilaku merugikan dan negatif, terlebih lagi maksiat pada kholiqnya, Allah Swt tapi tayangan maupun contoh real negatif (orang yang mebuka aurot, khlawat, mabuk, dsb) dibiarkan begitu saja. Belum lagi tekanan ekonomi akibat penerapan ekonomi kapitalis yang memang semakin memunculkan potensi pengaruh negatif bagi seluruh kalangan masyarakat. Ini semakin menunjukkan peran negara yang sangat krusial. 

Sekali lagi perlu standar yang jelas adilnya, jelas benarnya, jelas membawa kepada ketenangan dan kesejahteraan. Yang pasti menjamin itu semua hanyalah tentunya dengan standar aqidah Islam dan dengan pemahaman islam ditengah masyarakat  untuk diterapkan secara menyeluruh tanpa keraguan dalam seluruh aspek kehidupan. Khomr (termasuk miras dan narkoba) tentu tak bisa diproduksi apalagi beredar bebas sembarangan. Masyarakat pun dipahamkan tentang keharomannya sebagai bagian penjagaan terhadap akal manusia, anugerah terbesar dari Allah bagi manusia. Penerapan sangsinya pun tegas dengan lembaga peradilan Islam yang terpercaya. Orangtua yang paham ini dan kewajibannya sebagai orangtua akan menjaga sungguh-sungguh anak-anak mereka. Pun anak-anak dengan sistem pendidikan islam akan tidak gampang terpengaruh, takutnya hanya kepada Allah. Juga tidak akan melihat contoh di sekitar mereka melainkan yang baik-baik saja. Tugas orangtua menjadi lebih ringan . Sistem ekonomi islam yang mensejahterakan dengan kebijakan yang kondusif juga mendukung agar masyarakat tidak gelap mata dalam menghadapi cobaan idup dan teguh memeangn keimanannya. Bagaimana dengan yang non muslim, mereka tentulah akan mereasakan faidah yang sama dengan penerapan syariat islam sekalipun mereka tetap dengan aqidah mereka. Jadi….ayo berjuang bersama ananda untuk hanya taat kepada Allah dan RasulNya saja ….sehingga tidak lagi muncul zombi-zombi yang lain!![SA]

Tampilan salah 1 jenis Obat PCC, sumber gambar : google.com
Like dan Share : FB Homeschooling PPU

Email : hsgkuppu@gmail.com
Telp/WA : 0853 4848 9448 (Faiz Abdillah)

Donasi, Infaq, Shodaqoh serta Dukungan dari ayah bunda untuk HSG PPU silahan klik: DONASI


0 komentar: