Selasa, 21 November 2017

Aku Cemburu


Bismillah

Oleh: Syaheed Asa

Di antara perasaan yang di miliki manusia adalah rasa cemburu. Perasaan adalah perasaan yang kuat yang tidak seorang pun yang bisa bebas darinya.  Banyak kondisi yang memicu kecemburuan pada anak. Entah karena dia tidak mendapat apa yang seharusnya menjadi haknya atau karena anak merasa di abaikan. 

Salah satu contoh sedehana adalah ketika lahir adiknya. Secara fitrah akan timbul perasaan khawatir dalam dirinya merasa di sisihkan, marah di ambil posisinya . Terkadang ia menunjukan langsung perasaan cemburu tersebut. Seperti perilaku yang kita anggap sebagai ‘cari perhatian’, biasanya bisa memakai celana sendiri tiba-tiba selalu ingin di pakaikan, tiba-tiba ingin di suapi, bahkan ada yang sengaja membuat dirinya terluka dan perilaku lainnya.

Ada pula anak yang tidak menunjukkan rasa cemburunya secara langsung. Namun ia tetap berlaku baik, terlihat menyayangi adiknya sembari ia berharap ayah dan ibu akan tetap cinta kepadanya. Namun rasa cemburu itu muncul dalam bentuk yang lain misalnya memukul anak kecil yang lain, merusak mainan adiknya, sering bermimpi buruk/ mengigau dalam tidurnya dan sebagainya.

Bagaimana agar anak kita terlindung  dari rasa cemburu  kepada orang lain ? Cara terbaik adalah dengan ayah ibu harus menampakkan kecintaan  kepadanya dan tidak malah mengabaikannya. Dengan anggapan dia ‘hanya’ mencari perhatian bahkan mungkin ikut membencinya karena sikap protesnya. Sikap ini akan semakin memunculkan rasa cemburunya. Pahamilah bahwa dia sedang cemburu dan segera berikan perhatian yang memang dia butuhkan. Mendorongnya  untuk ikut serta dan menaruh perhatian pada adiknya, bermain dengannya serta tidak lupa untuk selalu memeluk dan menciumnya. Ada lagi yang bisa kita lakukan yaitu mengalokasikan waktu khusus bersama, entah  untuk mengembangkan hobi dan kreatifitasnya ataupun mengunjungi teman-temannya.

Ada pula kondisi lain yang menyebabkan anak cemburu yaitu ketika ia merasa di perlakukan dengan tidak adil. Ayah atau ibu kadang melebihkan anak yang satu di banding dengan anak yang lain karena alasan tertentu. Misalnya melebihkan anak laki-laki di banding anak perempuan, atau sebaliknya. Melebihkan anak yang satu dari anak yang lainnya yang sama-sama perempuan atau sama-sama laki-laki. Sehingga menimbulkan pertengkaran di kalangan anak-anak.

Membandingkan keburukan di antara anak-anak bahkan memberi gelar yang tidak baik di antara mereka, Membelikan mainan hanya untuk salah satu anak atau sebagiannya misal karena pertimbangan usia atau karakter . Ayah ibu juga terkadang mudah memaafkan satu anak tapi tidak yang lain. Ini semua adalah contoh hal-hal yang bisa membangkitkan kecemburuan. Sudah selayaknya kita di pandu dengan bimbingan Rasulullah SAW.

Dalam hal pemberian Rasulullah Saw bersabda :“Berlaku samalah diantara anak-anak kalian dalam hal pemberian”. (HR. Sa’id nin Manshur)

Anas RA menceritakan bahwa ada seorang laki-laki datang menemui Rasul SAW, lalu datang anak laki-lakinya dan ia dudukkan di pahanya. Kemudian datang anak perempuannya dan ia dudukkan di depan dia. Maka Rasulullah saw bersabda :
“Tidakkkah engkau menyamakan diantar keduanya?”
-       
     Adapun melebihkan anak laki-laki dari anak perempuan , maka hal itu dilarang dalam syariat. Di katakan sebagai tradisi jahiliyah. Allah SWT berfirman :



“ Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, di sebabkan buruknya berita yang di sampaikan kepadanya. Apakah dia kan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya hidup-hidup ke dalam tanah? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu”. (TQS An Nahl [16]: 59)

Imam Muslim telah meriwayatkan dari Anas bin Malik RA. Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : Siapa saja yang memelihara dan memenuhi segala kebutuhan kedua anak perempuannya sehingga keduanya baligh maka ia akan datang pada hari kiamat di mana aku dan dia seperti dua jariku ini (beliau merapatkan jari-jarinya). (HR Muslim)

Demikian lah semoga kita di mudahkan dalam mengasuh dan mendidik anak kita untuk menjadi generasi gemilang sesuai bimbingan Rasulullah SAW. [SA]

Aamiin

Sumber : Di sari dari buku dasar-dasar mendidik anak usia 1-10 tahun, Najah as-Sabatin


Like dan Share : FB Homeschooling PPU
Email : hsgkuppu@gmail.com
Telp/WA : 0853 4848 9448 (Faiz Abdillah)

Donasi, Infaq, Shodaqoh serta Dukungan dari ayah bunda untuk HSG PPU silahan klik: DONASI

0 komentar: