Selasa, 08 Agustus 2017

Dampingilah Mereka Dalam Ketaatan


Bismillahirrohmaanirrohiim

Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk mengajak anak kita untuk sholat mulai usia 7 tahun. Bahkan dibolehkan memberikan sangsi memukul jika mereka tidak melaksanakannya di usia 10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa memang mendidik anak kita untuk taat pada aturan Allah SWT tidak mudah. Membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan proses yang perlu disikapi dengan kesabaran.

Sholat memang bukan perkara remeh. Disebutkan perintah sholat berulang kali dalam         Al Qur'an. Begitupun dalam hadist Rasulullah SAW, Sholat adalah pembeda orang kafir dengan muslim dan amalan yang pertama kali di hisab di akhirat kelak pada yaumul hisab. Untuk itulah pengajaran seputar sholat, mulai dari mengapa harus sholat, tata cara sholat, bacaan sholat, keutamaan sholat berjamaah, keutamaan sholat shubuh, keutamaan sholat berjamaah di masjid dan seterusnya sangatlah penting.

Fakta miris ketika melihat ananda di bawa atau pergi sendiri sholat jumat misalnya, di suatu masjid, tetapi yang melatarbelakangi semangat mereka adalah karena bertemu teman dan bukan untuk sholat tapi bermain dan seru-seruan bersama mereka. Bukan  karena kecintaan mereka terhadap masjid dan Allah sebagai Robb mereka. Dan ini tak kita temui di salah satu mesjid tapi lebih dari satu. Setidaknya itu yang dialami oleh penulis yang tinggal di Kabupaten Penajam Paser Utara ini. Lalu timbul pertanyaan…

Apakah ada diantara para ayah atau ibu yang sholat  adalah ayah atau ibu mereka? 
Lalu mengapa mereka tidak mendampingi mereka? 
Atau setidaknya menegur dan mengarahkan mereka? 
Seperti apakah sesungguhnya Cara Nabi mendidik anak-anak, khususnya sholat?

Berikut sharing dari buku yang penulis baca yang setidaknya bisa menjadi arah bagi dalam membekali danak kita dengan pendidikan yang baik.

Menampilkan suri tauladan yang baik
Anak adalah peniru yang baik, maka jadikanlah kita ccontoh yang baik bagi mereka.

Mencari waktu yang tepat bagi mereka untuk memberikan pengarahan.
Memilih waktu yang tepat dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil nasihatnya serta efektif meringankan tugas orang tua dalam mendidik anak. Rasulullah sangat memperhatikanwaktu dan tempat yang tepat untuk mengarahkan anak, membangun pola pikir anak, mengarahkan perilaku anak dan menumbuhkan akhlaq yang baik pada diri anak. Misalnya di dalam perjalanan atau ketika sedang melakukan perjalanan bersama anak. Pada waktu makan, biasanya anak selalu tampil apa adanya. Maka waktu yang tepat untuk mengarahkan perilakunya khususnya ketika makan tersebut. Begitupun ketika anak sakit, dua keutamaan terkumpul padanya untuk meluruskan kesalahan dan perilakunya bahkan keyakinannya. Yakni keutamaan fitrah anak dan keutamaan lunaknya hati ketika sakit.

Membantu anak untuk berbakti dan mengerjakan ketaatan
Menciptakan suasana nyaman yang mendorong anak untuk berinisiatif menjadi orang terpuji. Selalu memberi berita gembira yang dikabarkan dalam al quran dan hadis Rasulullah SAW. Begitupun dengan memberikan hadiah yang baik dan berguna juga mendidik bagi anak termasuk yang mereka butuhkan. Ini juga menunjukkan seberapa besar perhatian orang tua kepada anak. Ini juga harus dibarenngi dengan sikap adil dan menyamakan pemberian untuk anak sesuai  kebutuhan dan usia tumbuh kembang mereka.  

Tidak suka marah dan mencela
Kita perhatikan bahwa Rasulullah SAW tidak mencela perilaku anak-anak. Anas RA. menjadi pembantu Rasulullah SAW selama 10 tahun. Dia menjelaskan tentang pendidikan Rasululullah SAW ,”Tidak pernah beliau mempertanyakan tantang apa yang au lakukan, kenapa kau lakukan ini? Atau apa yang tiadak aku lakuakan, kenapa tidak kau lakukan?”
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Anas RA. Bahwa selama beliau menjadi pembantu Rasulullah SAW selama 10 tahun tidak lah beliau memberi perintah, lalu aku lama mengerjakannya atau tidak aku kerjakan sama sekali melainkan Rasulullah SAW tidak mencela beliau. Bahkan jika ada keluarga Rasulullah SAW yang mencela mala Rasulullah SAW mengatakan,” biarkanlah dia. Kalau dia mampu, pasti dilakukannya.” 

Menunaikan Hak anak
Menunaikan hak anak dan menerima kebenaran darinya dapat menumbuhkan perasaan positif dalam dirinya dan sebagai pembelajaran bahwa kehidupan itu memberi dan menerima. Di samping juga merupakan pelatihan bagi anak untuk tunduk pada kebenaran, dengan demikian dia melihat suri teladan yang baik di hadapannya. Seperti meminta ijin atas penggunaan barang miliknya atau yang sudah kita berikan padanya, bahkan sekedar untuk meminta tempat sedikit untuk duduk ditempat atau di samping tempat duduknya. Percaya  atau tidak Rasulullah melakukan itu dalam HR. Bukhari dam Muslim dari Sahl bin Sa’ad RA.

Demikian yang bisa penulis bagi tentang pengalaman kali ini. Mudah-mudahan bisa terus menyalakan api semangat bagi kita semua dalam mendidik generasi pembawa perubahan menuju masa depan islam yang gemilang. (SA)

Aamin.

Sumber : Buku Prophetic Parenting (DR. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid)

Like dan Share : FB Homeschooling PPU
Email : hsgkuppu@gmail.com
Telp/WA : 0853 4848 9448 (Faiz Abdillah)


Donasi, Infaq, Shodaqoh serta Dukungan dari ayah bunda untuk HSG PPU silahan klik: DONASI

0 komentar: